Selasa, 21 Agustus 2012

Generasi Unggul Yang Tumbuh Dari Lingkungan Yang Bersih

Kompol Dr. Muhammad Nasir, M.Si bersama pelajar
Kita mengenal korupsi merupakan racun yang menyelimuti kemajuan sebuah bangsa. Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf memecat putranya sendiri yang duduk dalam pemerintahan karena melakukan pembangkangan dalam sistem pembersihan pejabat pemerintahan. 

Putra Johnson-Sirleaf, Charles Shirleaf, dipecat dari posisinya sebagai Wakil Gubernur Bank Sentral Liberia karena tidak mau mengirimkan data kekayaannya yang dilakukan oleh Komisi Penyelenggara Negara.

Apa yang dapat diambil dalam gambaran kepemimpinan tersebut. Adalah sebuah kekuatan dalam memimpin agar sistem berjalan dengan baik dalam pemerintahan yang baik. Kita boleh bangga dengan presiden yang tidak melakukan korupsi tetapi kita membiarkan korupsi meraja lela dalam sistem pemerintahan yang dipimpinannya sama saja dengan membiarkan negara digerogoti oleh tikus-tikus.

Ketegasan dalam kepemimpinan tersebut harus diapresiasi oleh pejabat negara, karena membersihkan sistem tidak mudah dapat dilaksanakan dengan baik. Lakukan pembenahan dari dalam dengan equality before the law. Jangan tebang pilih demi berjalannya sebuah sistem yang sudah diambil.

Pilar Demokrasi Yang Koyak

Selamat Hari Raya Idul Fitri Mohon Maaf Lahir dan Bathin


Kompol Dr. Muhammad Nasir, M.Si

Sebagai sebagai warga negara yang mempunyai nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, selalu berusaha menjaga kehidupan dari lingkungan sosial dan lingkungan agama. Keseimbangan tersebut untuk menjaga agar dalam kehidupan ada batas atau border yang membentengi kehiduan sosial dengan batas agama.

Dengan menjalankan ibadah saum yang dilaksanakan oleh orang-orang Islam yang beriman, setidaknya memberi batas kepada manusia untuk menjaga dirinya dari perbuatan yang dapat merugikan orang lain. Hal tersebut dibatasi dengan tidak melakukan hal-hal yang dapat membatalka puasa.

Oleh karena itu dihari yang telah ditetapkan maka kita merayakan hari kemenangan dalam menjalankan perintah agama tersebut. Dengan demikian untuk menyempurnakan maka dilakukan silaturahin dan permohonan maaf bagi sesama untuk membersihak diri dan bathin kita. Minal Aidin Walfaidzin Mohon Maaf Lahir dan Bathin.

Kamis, 09 Agustus 2012

Polri vs KPK Dalam Kasus Simulator SIM Pengkerdilan Institusi Polri

Kompol Muhammad nasir

Penggerebekan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ke ruang kerja Korlantas Polri memang menciderai nonstitusi Polri secara kesluruhan. Dipahami bahwa Polri merupakan jajaran penegak hukum lapangan yang paling keras bekerja. Karena Polri disamping harus memproses pelanggaran hokum polisi juga harus menjaga dan mencari sendiri para pelanggar hukum itu sendiri. Ini bukan sebuah pekerjaan mudah yang dapat dilaksanakan hanya dengan semudah membalikan tepalak tangan. Harus dilakukan dengan kerja keras dan manajemen yang baik.
            Sebagai anak bangsa yang mempunyai hubungan emosional dan praktisi hukum di kepolisian saya merasa ini merupakan pembunuhan karakter bagi polisi. Hukum memang harus ditegakkan. Korupsi memang harus di brantas sampai tuntas. Tetapi apakah harus mengorbankan kewibawaan institusi yang diatur dalam undang-undang dasar?.  
Harus ada etika ketika kita akan menjadi bagian dari penegak hukum yang benar. Bukan mendasarkan pada kewenangan saja, sementara menghancurkan sendi-sendi organisasi secara keseluruhan. Dalam korupsi di institusi Polri yang melakukan korupsi adalah oknum atau perorangan yang melakukan perbuatan pidana. Bukan institusi atau lembaga secara keseluruhan. Oleh karena itu ketika KPK melakukan penggeledahan yang melanggar etika dan komitmen yang telah dibangun akan menjadi boomerang bagi institusi itu sendiri.
Saya menyadari memang tidak semua polisi itu bersih dari pelanggaran hukum. Tetapi bukan institusi ini yang harus dihancurkan. Lembaga polri mempunyai tanggungjawab bukan saja dalam pemberantasan tindak pidana (korupsi) seperti KPK tetapi juga mempunyai tugas yang lebih urgen yaitu menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat yang lebih besar. Jadi pengkerdilan yang dilakukan oleh KPK dengan mengeneralisir penggeledahan di Korlantas menjustifikasi seolah institusi Polri memang melakukan korupsi secara keseluruhan.
“Pertempuran” kewenangan antara Polri dan KPK yang menjadi perdebatan di media seolah menjadi kebenaran publik bahwa polri dan KPK merebutkan kewenangan yang bukan tujuan dari esensi pemberantasan korupsi. Dengan bangunan opini seperti ini akan menyudutkan Polri seolah masih bermain dengan kegiatan korupsi itu sendiri. Sementara polri dalam berbagai tugas dan tanggungjawabnya secara structural mempunyai tanggungjawab dalam pemberantasan korupsi. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya struktur dalam birokrasi polri yang khusus menangani kasus tersebut.
Esensi pemberantasan korupsi adalah pada oknum atau individu perorangan yang  melakukan kegiatan yang merugiakn Negara. Bukan perdebatan tentang kewenangan yang seolah menjadi dewa yang akan membesarkan institusi. 

Jumat, 01 Juni 2012

Lihatlah Sosok Manusia Yang Tak Berdosa

Tanpa Dosa
Tangerang-Indonesia. Coba anda banyangkan pertempuran dan pembunuhan anak manusia yang berlangsung terus-menerus pada beberapa negara dan bangsa. Apa yang mereka rebutkan, tahta, harta dan wanita. Tapi tidak untuk kebaikan.

Katakan pada dunia kebaikan akan selalu menjadi teman yang abadi dan dikenang walau telah berlalu. Anda boleh bangga dengan harta, tahta dan wanita tapi ingat abadikah itu??????????????

Anda tahu jawabannya. Jangan anda hiraukan beberapa ajakan syetan yang ingin menhgarahkan keterbatasan hidup hanya untuk menjadi peperangan yang akan membawa kesengsaraan bagi manusia. Buatlah salah satu prioritas hidup untuk memberi arti bagi kehidupan yang lebih baik lagi. 

Jangan pernah anda bangga dengan berbagai fasilitas dan kesombongan yang terjaga dalam lingkungan hidup anda. Berikan sedikit kepada sesama, alam, tumbuhan dan hewan tentang mutualisme diantaranya. Kalau anda memberi dan menerima dengan mereka maka hidup anda akan penuh dengan keindahan.

Merentas Masa Depan Kehidupan

Kompol Muhammad nasir

Tangerang-Indonesia. Banyak orang yang ragu dalam menjalankan kehidupan ini dengan pesimis. Kata kunci yang selalu diidamkan oleh orang adalah money dalam bentuk tahta, harta atau singgasana. Semua ini selalu menjadi tujuan akhir hidup. Sebagaimana diketahui memang kebutuhan hidup harus terpenuhi dengan menggunakan uang, tapi itu bukan harga mati.

Ingat tidak semua jalan kehidupan itu selalu dengan menggunakan uang. Coba anda pikirkan, apakah dengan uang banyak akan menjadi hidup itu tentram. Tidak. Pasti anda sepakat bahwa tidak semua uang yang akan menyelesaikan masalah.

Saudaraku hidup yang hakiki ada hal yang perlu diingat dengan kata hati yang paling dalam. Hidup pertama adalah harus menjadikan dunia ini bermanfaat bagi generasi yang akan datang. Membawa dan menyelamatkan dunia demi memperbaiki peradaban dan sistem kehidupan yang ada. 

Begitu juga dengan hubungan dengan Tuhan yang menjadikan alam semua ini. Itulah hakiki hidup yang mampu menjadikan hidup ini berarti dan mampu memperbaiki peradaban dunia dan generasi manusia.

Senin, 02 April 2012

Polisi dan Urgensinya Dalam Masyarakat

muhammad nasir

Muhammad nasir*)
Semakin lama semakin terasa bagi polisi untuk menetapkan jatidirinya dalam menjalakan amanah yang ditetapkan oleh undang-undang, dimana sebagai petugas yang multidimensial polisi harus berada dalam border yang tidak terukur. Ada dua dimensi yang dipandang oleh masyarakat secara kasatmata, yaitu menjaga situasi masyarakat dan yang kedua yang dalam istilah Satjipto Rahardjo penegak hukum jalanan. Apa yang urgensinya dari dua posisi polisi tersebut.
Dalam eksistensinya sebagai bagian dalam sistem pemerintahan di Indonesia, polisi mempunyai tugas dan tanggungjawab yang cukup mulia, yang dalam amanat konstitusinya UU Nomor 2 tahun 2002 harus dilakukannya adalah memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; menegakkan hukum; dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Luar biasa.
Dalam implementasinya dilapangan satu poin saja dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dalam bukan saja sebuah kinerja yang rutin dilakukan oleh sebuah institusi tetapi mempunyai pengembangan yang luar biasa luasnya. Dan hal itu harus dilakukan oleh polisi yang berada ditengah masyarakat tanpa harus menilai, menimbang dan melihat siapa dia dan apa pangkatnya. Bagi masyarakat polisi adalah sosok orang yang berseragam dengan menggunakan lambang-lambang dan mempunyai pangkat dipundaknya serta diperbolehkan membawa dan menggunakan senjata didalam lingkungan sipil.
Mudah bagi masyarakat mengenal polisi dan mudah bagi masyarakat menilai polisi dalam situasi dan segmentasi apapun. Tetapi apakah ada yang memikirkan polisi harus dan berbuat apa demi untuk mewujudkan satu point tugasnya tersebut.
Dalam situasi seperti pengamanan yang dilakukan oleh polisi pada sidang paripurna DPR dalam  membuat kebijakan rencana kenaikan BBM selalu menjadi perdebatan posisi polisi dan masyarakat. Begitu juga dengan tindakan-tindakan polisi dalam menjaga situasi pengunjuk rasa dalam menyampaikan pendapatnya dimuka umum. Secara umum tidak keberatan bagi polisi dilapangan melihat penyampaian unjuk rasa di jalanan, tetapi bagi polisi adalah bagaimana dengan kepentingan orang lain yang tehambat dan bahkan menimbulkan kerugian harta, benda dan bahkan korban jiwa dalam kegiatan tersebut.
Apakah harus polisi mengesampingkan posisi masyarakat yang lain dan dikedepankan kelompok masyarakat lain dalam satu waktu yang sama. Semua masyarakat mempunyai kepentingannya masing-masing sesuai dengan aktivitas sendiri. Tetapi gangguan dalam masyarakat menjadi bagian yang harus diminimalisir polisi dan atau bahkan dihapuskan kalau memang bisa. Dengan demikian polisi harus menjaga situasi tersebut secara keseluruhan.
Masyarakatlah Yang Terpenting
Dalam tugas-tuga polisi selalu mengedepankan masyarakat pada setiap aspek, karena posisi polisi dalam masyarakata sangat tawar dan tidak mempunyai kepentingan secara institusional. Yang berharga bagi polisi adalah kondisi sosial masyarakat yang aman, tertib dan dapat melakukan aktivitas sosial secara signifikan. Tidak terdapat kepentingan yang lebih besar selain kepentingan masyarakat diatas segala-galanya.
Sikap kritis  masyarakat dalam pelayanan publik mempunyai pengaruh signifikan, karena akan merubah paradigma pelayanan polisi secara linier dalam berbagai bentuk pelayanan di masyarakat. Karena diketahui bahwa merubah budaya dalam pelayanan masyarakat dari aparatur polisi memerlukan kontinuitas dan kesinambungan pihak-pihak terkait dengan berbagai perbaikan dalam reformasi pelayanan polisi. Karena dipahami bahwa urgensi reformasi polisi yang dibangundan diterapkan dalam masyarakat sebagai satu system otorita yang secara rasional dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan pembangunan refrmasi birokrasi dapat dilakukan pengorganisasian secara teratur dalam sebuah sistem satuan kerja yang dilakukan institusi kepolisian untuk perbaikan bagi pelayanan masyarakat.
Sebagai organisasi besar yang modern polisi saat ini mempunyai jejaring dalam pelayanan yang besar dalam sistem birokrasi di Indonesia, karena bangunan sistem pelayanan polisi tersebar diberbagai kebutuhan masyarakat di Indonesia. Fritz Morstein Marx merumuskan bahwa birokrasi sebagai tipe organisasi yang pergunakan pemerintah modern untuk melaksanakan tugas-tugasnya yang bersifat spesialisasi, dilaksanakan dalam system administrasi dan khususnya oleh aparatur pemerintah. Artinya dengan sistem yang baik maka pelayanan bagi masyarakat akan terpenuhi secara berkualitas, walaupun polisi belum dapat mengukur nilai tersebut secara berkualitas.
Dengan demikian bahwa polisi mempunyai nilai yang signifian keberadaannya dalam masyarakat, karena tidak satu titikpun nilai yang dibuat oleh Polri secara Institusi mempunyai kepentingan diluar dari kepentingan masyarakat. Sehingga membutuhkan pemahaman bagi personel polisi secara umum untuk memahami bahwa urgensinya polisi dalam masyarakat adalah untuk kepentingan yang lebih mulia dalam pembangunan masyarakat secara linier.

Kamis, 29 Maret 2012

Indonesia yang (ditinggalkan) Generasinya

Muhammad nasir


Perjuangan para pounding father yang telah susah payah mempersatukan Indonesia dari fragmentasi wilayah  dan kekuasaan di wilayah republik ini semakin menurun dalam jiwa patriotis generasi bangsa. Kondisi semakin diperlihatkan oleh dengan event-event besar yang diselenggarakan oleh anakbangsa dewasa ini. Nilai keindonesiaan bagi mereka hanya sebagai titisan darah yang telah diterima oleh kakek nenek mereka yang hidup lebih awal, tidak mencerminkan betapa Indoensia mempunyai sejarah panjang dan nilai yang tidak dapat diukur dengan nilai rupiah yang paling besar sekalipun.

           Rabu 17 Agustus 2011 bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan 1431 Hijriah merupakan hari bersejarah berdirinya negara Indonesia secara berkedaulatan. Kita masih patut bersyukur prosesi ini berjalan secara seremoni ditingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Namun disisi lain gemerlap prosesi perayaan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak lagi menjadi pesta seluruh bangsa Indonesia. Kondisi ini dapat dilihat dari tingkat antusias warga masyarakat yang menurun secara terbuka, dimana pesta rakyat dalam merayakan kemerdekaan tersebut tidak tergelar sebagaimana dirayakan pada tahun-tahun sebelumnya. Bendera Merah Putih sebagai bendera Negara tidak lagi berkibar diantara pintu gerbang tiap rumah, arak-arakan tidak mengular seperti naga yang dimainkan oleh anak-anak kita dan banyak lagi kegiatan lain yang begitu hidup setiap perayaan kemerdekaan Indonesia.

            Perayaan kemerdekaan bangsa Indonesia memang sudah memasuki waktu 66 tahun, yang merupakan waktu yang panjang dan telah melewati setengah abad. Jiwa patriotisme dari generasi pertama pelaku sejarah yang terlibat dalam perjuangan telah hampir habis, hanya ada beberapa dengan kondisi yang sudah renta dan sulit untuk memberikan peristiwa sejarah secara factual. Amarah perjuangan dan pengorbanan yang besar tidak begitu terasa bagi generasi kedua pasca kemerdekaan Indonesia. Dimana nilai-nilai perjuangan yang kini menjadi symbol negara Indonesia banyak terlupakan, misalnya penghapalan sila dalam Pancasila yang kian pudar dari tingkat pelajar hingga mahasiswa. Begitu juga dengan semangat membangun dalam perayaan kemerdekaan Indonesia dimana pemuda dan pelajar yang tidanggal dalam suatu kawasan dan lingkungan kampus tidak membuat proposal dan perayaan yang biasanya menjadi nilai-nilai tradisional yang unik dan dinamika perayaan kemerdekaan Indonesia.

            Pudarnya nilai-nilai keindonesiaan pada genererasi memang bukan tak beralasan bagi mereka, namun hal tersebut harus pupus dan ditegakan bahwa Indonesia bukan sebuah pemberian dari bangsa penjajah, tetapi perjuangan yang tidak dapat digantikan dengan apapun. Terlepas kondisi saat ini memang banyak kebobrokan para pejabat Negara dan penyelenggara pemerintahan.

            Indonesia adalah Negara besar yang mempunyai kontribusi gelobal dari berbagai aspek kehidupan dunia. Harus ada pemersatu yang  mampu menjadikan generasi unggul yang menghargai jasa pendahulu sebagai pounding father yang telah meletakan dasar kehidupan bangsa Indonesia. Baik dalam territorial maupun dalam etika dan budaya yang telah tertanam sebagai budaya timur yang santun. Oleh karena itu kepedulian para pemimpin dalam mensikapi situasi generasi muda bangsa Indonseia harus menjadi bagian dalam pembangunan sumber daya manusia unggul negara Indonesia.

            Harapan ini sebagai bentuk kepedulian dalam menyikapi perayaan kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2011 yang terasa kurang mendapatkan apresisasi dan kepedulian anakbangsa menatap Indonesia 2050 mendatang. Indonesia adalah bibit unggul dalam persaingan global yang ditakutkan oleh seluruh bangsa di dunia, oleh karena itu harus diyakinkan kepada seluruh generasi Indonesia mampu berdiri dan berprestasi ditingkat global tanpa belas kasih dari bangsa lain. “Selamat hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke 66”, semoga Indonesia akan menjadi pemimpin dunia dalam berbagai sector kehidupan negara di dunia. Merdeka…. Merdeka…. Merdeka. Jayalah Indonesiaku.