Kamis, 29 Maret 2012

Indonesia yang (ditinggalkan) Generasinya

Muhammad nasir


Perjuangan para pounding father yang telah susah payah mempersatukan Indonesia dari fragmentasi wilayah  dan kekuasaan di wilayah republik ini semakin menurun dalam jiwa patriotis generasi bangsa. Kondisi semakin diperlihatkan oleh dengan event-event besar yang diselenggarakan oleh anakbangsa dewasa ini. Nilai keindonesiaan bagi mereka hanya sebagai titisan darah yang telah diterima oleh kakek nenek mereka yang hidup lebih awal, tidak mencerminkan betapa Indoensia mempunyai sejarah panjang dan nilai yang tidak dapat diukur dengan nilai rupiah yang paling besar sekalipun.

           Rabu 17 Agustus 2011 bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan 1431 Hijriah merupakan hari bersejarah berdirinya negara Indonesia secara berkedaulatan. Kita masih patut bersyukur prosesi ini berjalan secara seremoni ditingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Namun disisi lain gemerlap prosesi perayaan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak lagi menjadi pesta seluruh bangsa Indonesia. Kondisi ini dapat dilihat dari tingkat antusias warga masyarakat yang menurun secara terbuka, dimana pesta rakyat dalam merayakan kemerdekaan tersebut tidak tergelar sebagaimana dirayakan pada tahun-tahun sebelumnya. Bendera Merah Putih sebagai bendera Negara tidak lagi berkibar diantara pintu gerbang tiap rumah, arak-arakan tidak mengular seperti naga yang dimainkan oleh anak-anak kita dan banyak lagi kegiatan lain yang begitu hidup setiap perayaan kemerdekaan Indonesia.

            Perayaan kemerdekaan bangsa Indonesia memang sudah memasuki waktu 66 tahun, yang merupakan waktu yang panjang dan telah melewati setengah abad. Jiwa patriotisme dari generasi pertama pelaku sejarah yang terlibat dalam perjuangan telah hampir habis, hanya ada beberapa dengan kondisi yang sudah renta dan sulit untuk memberikan peristiwa sejarah secara factual. Amarah perjuangan dan pengorbanan yang besar tidak begitu terasa bagi generasi kedua pasca kemerdekaan Indonesia. Dimana nilai-nilai perjuangan yang kini menjadi symbol negara Indonesia banyak terlupakan, misalnya penghapalan sila dalam Pancasila yang kian pudar dari tingkat pelajar hingga mahasiswa. Begitu juga dengan semangat membangun dalam perayaan kemerdekaan Indonesia dimana pemuda dan pelajar yang tidanggal dalam suatu kawasan dan lingkungan kampus tidak membuat proposal dan perayaan yang biasanya menjadi nilai-nilai tradisional yang unik dan dinamika perayaan kemerdekaan Indonesia.

            Pudarnya nilai-nilai keindonesiaan pada genererasi memang bukan tak beralasan bagi mereka, namun hal tersebut harus pupus dan ditegakan bahwa Indonesia bukan sebuah pemberian dari bangsa penjajah, tetapi perjuangan yang tidak dapat digantikan dengan apapun. Terlepas kondisi saat ini memang banyak kebobrokan para pejabat Negara dan penyelenggara pemerintahan.

            Indonesia adalah Negara besar yang mempunyai kontribusi gelobal dari berbagai aspek kehidupan dunia. Harus ada pemersatu yang  mampu menjadikan generasi unggul yang menghargai jasa pendahulu sebagai pounding father yang telah meletakan dasar kehidupan bangsa Indonesia. Baik dalam territorial maupun dalam etika dan budaya yang telah tertanam sebagai budaya timur yang santun. Oleh karena itu kepedulian para pemimpin dalam mensikapi situasi generasi muda bangsa Indonseia harus menjadi bagian dalam pembangunan sumber daya manusia unggul negara Indonesia.

            Harapan ini sebagai bentuk kepedulian dalam menyikapi perayaan kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2011 yang terasa kurang mendapatkan apresisasi dan kepedulian anakbangsa menatap Indonesia 2050 mendatang. Indonesia adalah bibit unggul dalam persaingan global yang ditakutkan oleh seluruh bangsa di dunia, oleh karena itu harus diyakinkan kepada seluruh generasi Indonesia mampu berdiri dan berprestasi ditingkat global tanpa belas kasih dari bangsa lain. “Selamat hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke 66”, semoga Indonesia akan menjadi pemimpin dunia dalam berbagai sector kehidupan negara di dunia. Merdeka…. Merdeka…. Merdeka. Jayalah Indonesiaku.

Tidak ada komentar: