Muhammad Nasir
Paket bom buku yang disebarkan oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab, telah menjadi opini public yang membuat miris reputasi kekerasan di Indonesia. Banyak yang menilai ini hanya pengalihan issu tentang kinerja Pemerintahan yang mendapat nilai kurang signifikan dan berita di media Austraslia yang menyudutkan tokoh nasional dan Kepala Pemerintahan yang saat ini berkuasa.
Boleh-boleh saja penilaian yang disampaikan oleh masyarakat menyangkut paket bom yang telah memakan korban dan menyebabkan kersahan tersebut sebagai sebuah issu. Tetapi yang menjadi masalah bagi kita adalah bingkai Indonesia dimata dunia.
Banyak dunia menilai Indonesia adalah bangsa yang ramah, bangsa yang mempunyai tingkat toleransi yang luar biasa, bukan saja diantara agama dan penganut kepercayaan, tetapi juga toleransi etnis yang sudah dibuktikan sepanjang sejarah perjuangan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan. Lalu apa yang salah dalam demokrasi kita.
Coba kita lihat ke belakang sebelum kran demokrasi digelontorkan pada masa Orde Baru. Kepekaan masyarakat untuk menjaga bingkai Indonesia begitu rapat, walaupun kondisi kebebasan yang dialami masyarakat sangat terbatas. Kita sadar memang Indonesia mempunyai keragaman yang luar biasa dari berbagai segmen, tetapi sikap toleransi dan kebersamaan sudah terbangun jauh sebelum demokrasi kita berjalan seperti ini.
Meresahkan Masyarakat
Ancaman bom dengan paket yang dikirim secara random dengan penilaian yang sangat subyektif, memang dapat mengacaukan pola jaringan dan gerakan yang dimotori dari sisi analisis. Karena ancaman bom yang disampaikan baik yang terbukti dengan bukti bom yang bisa meledak atau bahkan tidak terbukti menjadi fenomena yang berbeda dengan ancaman bom tahun-tahun sebelumnya.
Ancaman bom yang dikirimkan ke pejabat Negara dalam hal ini Kepala BNN Komjen Pol Gories Mere, Kapolda DIY Brigjen Pol Ondang Sutarsa dan tempat-tempat umum seperti Mall Plaza Senayan atau Cibubur yang berdekatan dengan kediaman SBY mungkin bukan hal baru. Karena memang pejabat Negara maupun tempat-tempat public memang menjadi ancaman sebagai bentuk kekecewaan individual maupun kelompok terhadap kinerja pemerintah, dengan ancaman yang ingin mencari korban pejabat Negara atau masyarakat sebanyak-banyaknya. Efeknya adalah kinerja pemerintahan akan menjadi buruk dimata oposan dan dunia internasional.
Tetapi bagi masyarakat biasa atau musisi sekalipun bukan sebuah modus yang biasa terjadi. Karena ancaman kepada Ahmad Dhani dan Yapto sebagai tokoh LSM atau politik secara individual adalah modus baru yang harus dianalisa secara serius dalam mengambil keputusan. Ini suatu yang baru bagi aparatur kepolisian dan intelijen dalam mengungkap kasus tersebut secara serius. Karena mempunyai pola yang berbeda dari kebiasaan yang selama ini ditangani atau pengungkapan kasus sebelumnya.
Efek ini sangat meresahkan masyarakat. Banyak perhatian yang tidak seperti biasa yang dilakukan oleh dilapangan, salah satunya adalah banyaknya operasi-operasi kepolisian yang dilakukan oleh pihak Polri. Begitu juga dengan berbagai pemeriksaan yang dilakukan oleh para security dalam mall maupun tempat pelayanan public lainnya. Ditambah lagi dengan berbagai himbauan yang menyampaikan kehati-hatian dan berbagai bentuk himbauan untuk pengamanan diri masing-masing.
Dalam Negara merdeka seperti Indonesia yang mempunyai keragaman dan multi etnis dan agama, kondisi ini sangat mengganggu personal anak bangsa dan terlebih-lebih citra di mata dunia internasional. Sangat buruk dan mengecewakan. Indonesia mempunyai aparatur kepolisian dan intelijen yang tersebar ke seluruh pelosok Indonesia dengan karakteristik yang sangat dipahami oleh para petugas tersebut. artinya harus ad aide yang berbeda menyikapi efek bom ini yang sudah sangat meresahkan masyarakat.
Kinerja Pemerintah
Kegalauan masyarakat yang muncul dalam bentuk apapun terhadap pemerintah adalah bentuk koreksi yang kritis. Oleh karena itu pemerintah bukan saja harus mencari pelaku dan motif di balik semua kejadian ini. Hal tersebut memang harus diuangkap mengingat korban telah berjatuhan dalan insiden ini. Lebih-lebih kejadian tersebut membuat aktivitas masyarakat menjadi sangat terganggu secara individu maupun secara umum. Oleh karena itu kepolisian harus dapat menemukan dalam waktu yang cepat dan dipublikasinya secara berimbang kepada masyarakat, bila tidak kepaercayaan masyarakat akan semakin menurun kepada Pemerintrahan.
Factor lain yang menjadi perhatian adalah kinerja pemerintah dalam masyarakat, dalam bentuk pelayanan umum maupun bentuk kebijakan lainnya. Kita memahami bersama secara sadar bahwa kejadian ini merupakan bentuk kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah.
Oleh karena itu harus lebih ditingkatkan kinerja pemerintah pada semua bidang kehidupan secara merata. Terlebih pada penegakkan hokum. Masyarakat sangat muak dengan tontonan kebohongan dalam penegakkan hokum di Indonesia. Hokum dalam pandangan masyarakat adalah wilayah yang hanya berlaku bagi rakyat kecil yang tidak mempunyai kekuatan uang dan pertemanan dengan pejkabat.
Oleh karena itu harus dibenahi secara mendasar oleh pemerintah. Jangan kejadian ini hanya berlaku pada situasi tertentu, seperti pengalihan issu tetapi tidak ada solusi mendasar dalam menilai kejadian yang berulang. Lakukan dengan benar demi masyarakat Indonesia. MeRdeKa………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar